Badai Pasti Berlalu

Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya? "Beliau  menjawab: "Para nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang sesudah mereka secara berurutan berdasarkan tingkat kesalehannya. Seseorang akan diberikan ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikit pun." (HR Bukhari).

Allah tak pernah salah perhitungan dalam mempersembahkan badai. 

Bahkan seolah membiarkan seorang hamba kesulitan, sesungguhnya itu sebuah pelajaran, atau saat  bahagia menguar bukan berarti tengah terlepas dari ujian. Allah tak pernah menunda bahagia, seperti halnya tak pernah memundurmajukan takdir kematian. Tidak ada manusia beriman yang begitu dicintai Allah tanpa ujian dan beban hidup yang berat.

Seperti Nabi Ayyub, yang bahkan malu meminta kesembuhan pada Allah, mengingat waktu sehatnya jauh lebih banyak dari sakitnya. Tabah atas cobaan penyakit yang tak kunjung sembuh meskipun semua orang menjauhinya. Nabi Ayyub tak pernah merasa parau karena ia tau Allah senantiasa memeluknya erat.

Terkenang Bunda Hajar yang begitu pasrah menerima, saat ia tahu sang belahan jiwa Ibrahim diperintah Allah untuk meninggalkannya sendirian bersama seorang bayi yang baru dilahirkan. Bunda Hajar yang berlari dari Safa ke Marwah demi Sang buah hati Ismail yang menangis dan kelaparan. Tentu bunda Hajar tau tidak mungkin menemukan air dan makanan diantara dua bukit. Namun sang bunda terus berlari hingga tujuh kali, kemudian barakah air memancar di dekat Ismail.

Begitu pun dengan Nabi Yusuf yang difitnah sedemikian luar biasa hingga ia harus mendekam di penjara, hingga ia sadar bahwa Allah sedang melindunginya dengan perlindungan paling sempurna.

Orang-orang beriman tidak pernah lepas dari ujian. Tidak ada kekasih Allah tanpa ujian, tanpa beban hidup atau tanpa masalah. Semuanya diuji dengan titik terlemahnya.

Sebab bahagia itu terletak pada rasa lapang menerima segala cara-Nya dalam menyampaikan cinta. 

Related Posts

6 komentar

  1. Bener sekali Kak. Salah satu bentuk cintaNya adalah memberikan ujian. Semangat nulisnya ya kak

    BalasHapus
  2. Ya betulll.. semua individu diuji pada tiik terlemahnya 👍👍

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Mereka mah sudah terbukti dan teruji keimanannya..

      Hapus

Posting Komentar