Riuh Hujan

Mimpi itu tampak cermerlang mengais senyum pada bulir – bulir hujan,
ia tak sabar ingin segera memberi kabar pada matahari yang melahirkan jingga disenjanya.
Bayang itu, kian lekat meski masih terasa gelap.
Hanya meraba dan menguliti memori tentang lintasan dipersimpangan jalan.
Tak sabar ingin melihat kerlip gemintang disela ceria tawa.

Sederet aksara yang memeluk hari mungkin adalah penanda, bahwa tak ada yang tersia dari jeda yang dihadiahkanNya.
Tak perlu meratap pada bintang yang berjatuhan.
Sebab kening yang tak berjarak dengan hangatnya sajadah adalah awal dari cerita indah dalam tiap langkah.
Bahwa doa yang melangit saat hujan mulai membasahi tanah pasti berakhir dengan pengabulan..

Related Posts

Posting Komentar